Masih mengenai tokoh kita Ibrahim Abu Thauq. Banyak kalangan kaligrafer tradisional yang tidak menerima karya karyanya, disebabkan beliau melakukan cara cara baru dan menemukan model model baru yang lebih bebas. Saya teringat dengan kaligrafer Indonesia Saiful Adnan, yang melukis kaligrafi dengan caranya sendiri sehingga tulisannya digelari khat Saifuli. Namun ini kasusnya agak berbeda. Saiful Adnan menciptakan caranya sendiri untuk mengatasi keterbatasannya dalam penguasaan kaligrafi tradisional. Sedangkan Ibrahim Abu Thauq, dia berkarya dengan dasar dasar pengetahuan khat yang kuat. Namun dua duanya sama sama berkarya mengikuti jiwa seninya. Kata Abu Thauq, Kaligrafi tradisional memiliki kaidah kaidah, tetapi seni adalah sesuatu yang lain...
Sebagaimana telah kami sampaikan pada artikel sebelumnya, Ibrahim Abu Thauq adalah kaligrafer tradisional, sama dengan kaligrafer lainnya. Ia menghasilkan karya karya kaligrafi tsuluts, diwani, farisi, dan diwani jaly. Kemudian awal mula pemberontakannya terhadap seni kaligrafi adalah setelah ia menghadapi ujian hidup yang cukup serius.
Pada tahun 2002, putrinya yang besar meninggal dunia. Ibrahim begitu sedih, sehingga ia tidak bersemangat hidup, bahkan ia mulai kehilangan pekerjaannya. Ia tinggalkan semua kesenangannya. Mendengar musik, menulis kaligrafi, dan lain lain semua ia tinggal. Ia bahkan meninggalkan kehidupan sosialnya. Selama enam bulan ia berada dalam kondisi seperti itu.
Rumus Kaligrafi Ibrahim Abu Thauq |
Suatu hari ia melihat lagi karya karyanya. Kemudian ia membuat pilihan, ia harus menjadi kaligrafer istimewa dengan karya karya yang belum pernah dihasilkan orang lain, atau ia tinggalkan sama sekali dunia kaligrafi. Kemudian ia memilih keputusan pertama. Ia merobohkan semua pengetahuan kaligrafinya, dan mencoba membangunnya kembali dengan bentuk yang baru. Ia terpengaruh oleh filsafat dekonstruktif Jacques Derrida. Ia mengamati berbagai seni rupa sampai seni bangunan. Ia pelajari karya karya bangunan beberapa tokoh dalam dan luar negeri. Ia pelajari berbagai karya seni di internet. Ia sangat kagum dengan kaligrafi Jepang dan China.
Ilmu arsitecture |
Dua buah gambar diatas, menunjukkan bagaimana ilmu ilmu arsitektur, sangat membantunya untuk merancang sebuah karya kaligrafi.
Dari semua yang dipelajarinya itu, mulai tumbuhlah benih benih karya ciptanya yang baru. Beberapa karya original dihasilkannya. Kemudian, tahun 2006, cahayanya mulai terang. Karya karyanya mulai menemukan bentuknya. Ia memamerkan karya karyanya sampai sekarang, dan memiliki halaman yang selalu update di deviant art.
Berikut ini karya karyanya :
basmalah
Hasbunallah wahdahu
Hal Jazaaul Ihsani illal ihsan
Lain Syakartum Laaziidannakum
Beberapa Logo
Nama Ratu Rania
Bismillahirrahmanirrahim sangat indah
Wawadho'na anka wizraka
Demikianlah, perjalanan kita bersama tokoh kaligrafi kenamaan dari Jordania ini. Mudah mudahan bisa diambil manfaatnya.
Terima kasih