Khat Shikasteh (Shikasta Script/ خط الشكسته)
Blog Kaligrafi Islam kali ini akan mengajak pembaca untuk melihat lihat satu jenis kaligrafi, salah satu warisan karya seni dari tanah Persia yaitu khat shikasteh, atau Shikasta Script.
Shikasteh dalam bahasa Persia berarti tulisan berantakan (al-kitabah al mukassaroh). Dinamakan demikian, karena fungsi shikastah adalah untuk membuat catatan cepat atau corat coret cepat sehingga terkesan berantakan. Shikastah merupakan kaligrafi asli Persia yang merupakan pengembangan kreasi (turunan) dari khat nasta'liq atau ta'liq. Karena itu bentuknya sangat dekat dengan kaligrafi Ta'liq dan sering disebut Shikasteh Ta'liq.
Shikastah diciptakan di Iran pada masa dinasty Safawiyah pada Abad 16 H. Tampaknya banyak kaligrafer yang berkontribusi mengembangkan khat ini, termasuk pencipta ta'liq, Mir Ali Al-Harawi, Mir Imad Al-Hasani, dan lain lain. Mengutip buku Sirajuddin. AR, penciptaan Shikasteh dihubung hubungkan kepada Shafi dari Herat. Puncak kedudukan paling masyhur dari tulisan ini ditempati oleh Darwisy Abdul Majid Taliqani (wafat 1185 H).
Darwisy ini terhitung sebagai kiblatnya shikasteh. Yang membuat takjub adalah, Darwisy mewariskan banyak sekali hasil karya kaligrafi shikasteh, meskipun umurnya pendek. Ia wafat pada usia 35 tahun akibat penyakit malaria.
Pada masa kini, karya karya Shikasteh banyak lahir dari tangan kaligrafer Jalil Rasuli, Gulam Ridho Musya'syaí, Yadullah Kabuli dan Ali Haidar.
Darwisy ini terhitung sebagai kiblatnya shikasteh. Yang membuat takjub adalah, Darwisy mewariskan banyak sekali hasil karya kaligrafi shikasteh, meskipun umurnya pendek. Ia wafat pada usia 35 tahun akibat penyakit malaria.
Pada masa kini, karya karya Shikasteh banyak lahir dari tangan kaligrafer Jalil Rasuli, Gulam Ridho Musya'syaí, Yadullah Kabuli dan Ali Haidar.
Sebagaimana Ta'liq, Shikasteh memiliki corak berupa kerapatan yang berlebih lebihan dari semestinya. Ia juga kerap ditulis musalsal (bersambung sambung antar kata), dan tidak diberi harokat. Tulisan bersambung sambung itu adalah akibat kecepatan penulisannya. Karena itu penggunaan shikasteh lebih banyak sebagai tulisan tangan pribadi (karena wataknya yang bisa dicoretkan dengan cepat). Fungsinya mirip dengan Riqáh. Shikasteh tidak digunakan untuk menulis mushaf, karena sulit dibaca oleh orang awam.
Sama dengan kaligrafi Riqáh, shikasteh kemudian berkembang dari sekedar tulisan cepat, menjadi tulisan kaligrafi hiasan yang indah yang disebut Shikasteh Amiz. Sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Tohir Al-Kurdi dalam bukunya Sejarah Kaligrafi Arab, bahwa bentuk yang lebih indah dari Shikasteh adalah shikasteh amiz (artinya mirip shikasteh). Bentuk huruf hurufnya lebih tebal, dan tidak terlalu rapat. Ia ditulis diatas kertas berwarna, sebagai hiasan indah.
Hanya saja pada masa sekarang, para kaligrafer hanya mengenal shikasteh. Tidak ada lagi perbedaan antara shikasteh ta'liq dan shikasteh amiz. Shikasteh kemudian menjadi salah satu jenis kaligrafi Islam. Hanya saja, karena sulitnya dibaca, penyebaran shikastah lebih populer dinegara negara Persia terutama Iran, dan jarang dikuasai oleh kaligrafer Arab.
Berikut ini contoh contohnya :
Hanya saja pada masa sekarang, para kaligrafer hanya mengenal shikasteh. Tidak ada lagi perbedaan antara shikasteh ta'liq dan shikasteh amiz. Shikasteh kemudian menjadi salah satu jenis kaligrafi Islam. Hanya saja, karena sulitnya dibaca, penyebaran shikastah lebih populer dinegara negara Persia terutama Iran, dan jarang dikuasai oleh kaligrafer Arab.
Berikut ini contoh contohnya :
Karya Adnan Syeikh Usman Bagian atas dan tengah adalah khat nasta'liq bagian bawah shikastah innahum iyyadzharu alaikum yarjumukum aw yuiiduukum fi millatihim falan tuflihu idzan abada |
Allahummaftah li abwaaba rahmatika Dibuat dengan software KELK |
Karya Yadullah Kabuli Rabbana Atina Fiddunya Hasanah wafil Akhirati hasanah waqina adzabannar |
Sumber :
- (Buku Seni Kaligrafi Islam - Drs. Sirojuddin AR)
- Wawancara dengan kaligrafer Husam Mator di http://www.eternityletters.com/vb/eternity874/