Menulis kaligrafi, ada kalanya menggunakan pena yang sudah terisi tinta, dan ada kalanya menggunakan pena dengan tinta terpisah. Pemakaiannya ditutul tutul kemudian menulis. Cara ini yang paling lazim dilakukan oleh para kaligrafer. Malah setau saya jarang ada kaligrafer menggunakan pena berisi tinta.
Untuk menulis kaligrafi dengan cara di tutul, kamu memerlukan dawat (wadah tinta) yang diisi liqah (kain atau benang atau serat), kemudian dituangkan tinta kedalamnya. Mengenai hal ini, sudah banyak saya tulis di blog ini.
Dawat atau Mihbaroh bisa kamu beli di toko toko online. Baik yang keren seperti yang terbuat dari kuningan yang biasa dipake oleh santri untuk memaknai kitab, maupun yang terbuat dari plastik biasa. Atau kamu juga tidak usah beli. Cari saja bekas balsem ijo atau bekas geliga. Atau cari wadah salep 88 seperti yang saya miliki.
Kelebihan wadah salep
Saya memiliki bekas wadah salep 88 dan Kalpanax cukup banyak karena merupakan obat obatan yang wajib ada dirumah sebagaimana balsem. Sebelumnya, saya tidak terlalu melirik wadah bekas salep ini untuk digunakan sebagai dawat. Kemudian, ternyata wadah bekas salep ini memiliki keunggulan bila dibanding wadah yang lain, yaitu ;
- Enak digenggaman tangan. Bila kamu menulis dengan meja sempit, maka wadah tinta sebaiknya dipegang. Dan wadah salep ini sangat cocok
- Bahannya keras. Terbuat dari bahan plastik yang kuat dan anti pecah
- Hemat tinta. Karena bentuknya kecil, maka tinta yang dituang tidak perlu banyak banyak.
- Bisa bawa banyak sekaligus, tanpa memenuhi tas.
Selamat mencoba.
===============================
(Wadah Tinta Dari Bekas Salep - Cobalah) originally posted by Seni Kaligrafi Islam. Artikel ini ditulis dengan memperhatikan sumber sumber yang tercantum dibawah ini.
All artworks are properties of their respective owners If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.