Hamid Al Amidi didampingi oleh Hasan Celebi dan Dr. Akmaluddin |
Tulisan saya ini, dimaksudkan untuk memberi tambahan semangat dan motivasi bagi teman teman yang merasa bosan atau lelah belajar kaligrafi, tanpa memperoleh kemajuan yang berarti. Sudah seberapa keras usahamu berlatih kaligrafi. Bila dibandingkan dengan kaligrafer yang akan kita bahas ini.
Hasan Celebi, adalah kaligrafer yang akan saya jadikan contoh ketekunannya belajar kaligrafi. Hasan Celebi bukan kaligrafer kaleng kaleng. Ia adalah salah satu nama master kaligrafi dunia. Biografinya pernah saya ulas diblog ini.
Baca Lagi : Hasan Celebi
Saya akan tulis kembali kisahnya, berdasarkan penuturannya dalam wawancara dengan Majalah Huruf Arabiyah edisi April 2004. Penuturannya sangat menarik dan memotivasi.
Belajar Kaligrafi Dalam Suasana Perang
Hasan Celebi sejak kecil sudah tertarik dengan tulisan tulisan kaligrafi yang ada di tembok tembok masjid. Hanya saja, peperangan yang terjadi menyebabkan ia kesulitan mencari pena, kertas, bahkan sulit mencari guru dan sekolahan. Apalagi ia tinggal di desa.
Hasan Celebi kemudian sibuk belajar agama dan menghafal Al Qur'an. Tetapi kesukaannya pada kaligrafi tidak pudar. Ia membuat pena sendiri dari arang dan membuat kertas dari daun daunan. Apa sajalah yang memungkinkan untuk dibuat menulis.
Ia kemudian merantau ke berbagai kota seperti Istambul, Uskudar dan lain lain untuk bekerja sebagai Imam dan Mu'adzin. Salah satu Imam masjid, kemudian memberinya sebuah kurasah khat (buku latihan kaligrafi) yang kemudian dia gunakan untuk berlatih secara otodidak.
Ditolak Hamid Al Amidi
Ketika menjadi Imam di masjid Muhammad Said Afandi di Uskudar, Hasan Celebi berkenalan dengan pemilik bengkel kerajinan marmer bernama Yusuh Ustah. Ia menyukai pekerjaan Yusuf Ustah memahat marmer menjadi kaligrafi. Yusuf banyak menerima pesanan dari para kaligrafer besar seperti Hamid Amidi dan Musthafa Halim.
Yusuf Ustah inilah orang yang menyinari karir Hasan Celebi sebagai seorang kaligrafer. Ia memperkenalkan Hasan kepada kaligrafer Hamid Amidi. Dalam pertemuan yang sangat resmi, Hasan menyatakan keinginannya kepada Hamid untuk belajar kaligrafi.
Tapi rupanya Hamid Al Amidi tidak berkenan menerimanya sebagai murid karena sibuk dan usianya yang sudah 60 an. Disamping itu,Hamid al Amidi kerap mendapatkan murid yang hanya belajar secelup dua celup kemudian bosan dan berhenti.
Hamid berkata : "..Salah satu muridku, Namanya Halim Bey ....dia menerima murid.... "
Belajar Kepada Halim Bey
Tak lama kemudian, kurang lebih 2 -3 hari kemudian, Hasan Celebi bertemu dengan Halim Bey di Bengkel Marmer Yusuf Ustah. Halim datang ke bengkel untuk memesan pahatan kaligrafi. Tapi kali ini kaligrafinya huruf huruf latin.
Sambil berkelakar, Halim berkata : "..supaya mereka melihat, kita juga bisa menulis kaligrafi latin.."
Ucapannya ini didasarkan pada pengalaman Halim yang sempat meninggalkan kaligrafi Arab karena adanya kebijakan dari pemerintahan sekuler Turki yang mengganti segala sesuatu yang berbau Arab, termasuk penggunaan huruf Arab yang diganti tulisan latin.
Halim menerima Hasan sebagai murid dan memberikan alamat. Berbekal alamat itu, Hasan Celebi mendatangi rumahnya yang ternyata sangat jauh. Berganti kendaraan beberapa kali kemudian menyeberang laut dan jalan kaki 3 km.
Selama 4 bulan, Hasan Celebi belajar kaligrafi mengikuti cara yang diajarkan Halim Bey. Kemudian terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan sang guru dirawat dirumah sakit, kemudian wafat 10 hari kemudian.
Belajar Kepada Hamid
Kehilangan gurunya, Hasan Celebi sempat tidak bersemangat untuk menekuni kaligrafi. Ia ingin kembali menemui Hamid, tetapi tidak berani karena pernah ditolak.
Kemudian seorang temannya bernama Auni Balman menyemangati Hasan untuk kembali menemui Hamid. Auni berkata, temui lagi dia. Saya yakin kali ini tidak akan ditolak..
Maka Hasan bertekad menemui Hamid. Setelah mereka bertemu, Hamid tahu bila Hasan sudah belajar selama 4 bulan kepada Halim.
Maka Hamid berkata :
"..Caranya Halim menulis kaligrafi adalah cara kami. Karena kau sudah belajar bersamanya, maka marilah datang padaku setiap Sabtu. Aku akan bantu kamu..."
2 Tahun Hanya Belajar Rabbi Yassir
Hamid memberikan pelajaran pertamanya yaitu menulis 'Rabbi Yassir" . Ini memang kebiasaannya. Memberi latihan berupa do'a sebelum memberi latihan menulis huruf mufradat. Hasan Celebi mulia berlatih menulis "rabbi Yassir" mengikuti cara gurunya yang baru ini.
Tetapi, sampai 2 tahun, ia tidak pernah lulus menulis Rabbi Yassir. Hasan mulai bosan dan putus asa.
Hasan menyatakan keinginannya untuk menghentikan latihannya.
Hamid berkata : Apakah kamu mau pergi ke guru yang lain ?
Hasan menjawab : "...tidak, tetapi aku tidak ingin menyia nyiakan waktu anda hanya untuk mengajari murid yang bebal seperti saya..."
Hamid berfikir sebentar. Kemudian ia berkata..: baiklah....
Menulis Sin selama 2 Bulan
Lalu Hamid memberi materi lanjutan yaitu latihan menulis huruf huruf mufradat (tunggal) mulai dari Alif, Ba', ...dan seterusnya. Penulisan huruf mufrodat ini adalah latihan level ke dua. Latihan ini berlangsung lancar beberapa minggu, sampai tiba ke huruf Sin.
Buntu lagi.....
Selama dua bulan Hasan tidak bisa melewati huruf Sin untuk pindah ke huruf Shod. Karena selalu keliru dan mendapat koreksi dari gurunya dalam menulis gigi gig huruf SIN.
Dari situlah Hasan sadar akan makna ungkapan yang populer :
الْخَطِّ مَخْفِيٌّ فِي تَعْلِيْم اْلاُسْــــتَاذ(Rahasia kaligrafi itu tersembunyi pada pengajaran seorang guru)
Akhirnya Hasan Celebi berhasil mendapatkan Ijazah dari gurunya Hamid Al Amidi. Ia adalah salah satu dari seedikit orang yang beruntung mendapatkan ijazah dari raksasa kaligrafi bernama Hamid.
Pelajaran penting yang bisa diambil.
- Usahakan belajar kaligrafi pada seorang guru atau master kaligrafi. Kamu bisa belajar otodidak, tetapi rahasia rahasia kaligrafi tidak akan kamu dapatkan kecuali melalui guru
- Sabar..sabar..sabar dalam berlatih dan dalam menghadapi kekerasan seorang guru. Jangan gampang menyerah dalam belajar.
Demikian mudah mudahan bermanfaat !
(Kaligrafer Ini Menulis Huruf Sin Selama Dua Bulan) originally posted by Seni Kaligrafi Islam. Artikel ini ditulis dengan memperhatikan sumber sumber yang tercantum dibawah ini.
Thanks to:
email : subhi.link@gmail.com
- مجلة الحروف العربية (Majalah huruf Arobiyah tahun 2004)
All artworks are properties of their respective owners If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.