Search This Blog

Khat Diwani Jali - Akar Sejarah, Karakteristik, Kaidah Dan Tokohnya

 

Diwani Jali
Kaligrafi Diwani Jali yang luar biasa karya Ismail Haqqi Altunbezer 






Artikel berikut ini, asalnya adalah bagian dari materi kuliah tentang Jenis Jenis Kaligrafi yang  ditulis oleh Subhan Hidayat, S.Sos.I. Makalah ini pernah  disampaikan kepada mahasiswi PGRA PTIQ kampus dua Depok.

Tulisan ini dimuat kembali oleh Blog Seni Kaligrafi Islam dengan tujuan untuk merangkum dan mengikat beberapa tulisan serupa didalam blog ini, yang terpisah dan terserak dalam beberapa artikel. Agar lebih mudah dipelajari secara lebih utuh bagi siapa saja yang berminat.

Mengenal Khat Diwani Jali Dan Karakteristiknya


Khat Elit 
Khat Diwani Jali atau Jali Diwani, adalah salah satu jenis khat yang sangat indah. Luwes dan lentur. Dapat dibentuk mengikuti pola yang diinginkan. 

Khat ini termasuk jenis huruf kaligrafi yang datang belakangan. Ia muncul diakhir abad 10 H dan permulaan abad 11 H.  Diwani Jali pernah menjadi tulisan elit kalangan istana Turki Usmani sehingga disebut juga Diwani Sulthani. 

Khat ini dilarang digunakan diluar istana. Dan mereka yang mahir menuliskannya, disumpah agar tidak menyebarkannya diluar istana kesultanan. Tidak heran, banyak dokumen dokumen yang ditulis dengan Diwani Jali pada masa lalu, baru terungkap sekarang (Mahmud Ibrahim hal. 9).  


Arti Diwani Jali
Diwani berasal dari kata diwan yang artinya kumpulan catatan atau bundel. Pengertian diwan juga berkembang menjadi kantor. Jenis tulisan ini disebut diwani karena ia merupakan tulisan resmi dewan dewan (kantor kantor) kerajaan Turki Usmani. Ia digunakan untuk menulis dokumen dokumen penting kerajaan, juga cap dan tanda tangan sultan Ottoman.

Kata Jali bisa memiliki arti "jelas" atau "besar". Namun untuk diwani jali, kurang pas bila dimaknai dengan arti "jelas". Karena bagaimanapun, khat diwani jali ini cukup sulit untuk dibaca. Maka yang dimaksud jali disini adalah ukuran besar tulisannya. Sama seperti tsuluts jali atau ta'liq jali.  Karena ia ditulis dengan pena berukuran lebih besar dari khat biasa.

Nama Nama Lain Diwani Jali
Khat Diwani Jali memiliki beberapa sebutan lain yaitu : Matmus diwani, Khafi diwani, diwani Khasyin, dan Jari yang artinya tulisan besar yang terdapat dalam sampul dokumen kerajaan Ottoman. (Amin Abdu Zahroh Yasin Nuuri hal. 518). Juga disebut dengan nama diwani sulthani dan khat marsum.

JARI
Ini contoh JARI



Perbedaan Diwani Biasa dan Diwani Jali
Khat Diwani biasa dan Diwani Jali sama sama menjadi tulisan resmi kantor kantor kerajaan Turki Usmani, untuk menulis dokumen dokumen resmi, simbol simbol dan tanda tangan sulthan. Keduanya juga punya karakter luwes dan memutar lentur. 

Yang membedakannya adalah, khat diwani biasa, tidak diberi hiasan. Ia sepi dari tanda baca atau coretan apapun. Ia juga ditulis mengikuti garis dengan alur miring kekiri bawah. Pena yang digunakan ukurannya lebih kecil.

Sedangkan Diwani Jali, sangat ramai dengan hiasan. Hiasan hiasan itu berupa tanda baca dan titik yang memenuhi seluruh bidang tulis. Hiasan hiasan ini disebut Gulzar (dari kata Kul-Zahr) yang artinya kebun mawar (Dr. Abdul Aziz hal.285). Penggunaan gulzar ini disebut dipengaruhi oleh budaya China.

Karena karakteristiknya yang luwes, Diwani jali juga paling cocok digunakan untuk membuat kaligrafi dengan bentuk obyek yang disukai seperti perahu, buah, binatang dan lain lain.

Perhatikan Contoh contoh diwani jaly berikut ini :

Diwani Jali Indah

Ini adalah gambar kaligrafi yang seluruhnya ditulis dengan Diwani Jaly. Lafadz yang ditulis adalah "Shalawat Tahiyyat" (Allahumma shalli alaa Muhammad wa alaa aali muhammad kamaa shallayta alaa Ibrahim ...dst sampai fil alamiina innaka hamidum majid)

Perhatikan hiasan gulzar yang memenuhinya. Ini juga yang menyebabkan diwani jaly cocok untuk mendesaign kaligrafi dengan shape tertentu yang disukai. Karena gulzar nya bisa digunakan untuk menutupi ruang shape sehingga bentuknya semakin tegas.

Sejarah  Diwani Jaly


Sejarah Tulisan Humayuni di Kesultanan Ottoman. 
Sejarah munculnya diwani jali, tidak bisa dilepas dari bingkai sejarah perjalanan "tulisan suci" yang disebut Khat Humayuni. Tulisan resmi yang digunakan untuk surat menyurat pemerintah ottoman. Hilal Naji Zainuddin, menuliskan penjelasan yang panjang lebar mengenai sejarah khat Humayuni hingga munculnya khat diwani jali. Tulisan Naji Zainuddin bisa saya ringkaskan sebagai berikut :

Kerajaan Turki Usmani sejak dulu memiliki jenis tulisan resmi yang disebut Humayuni (tulisan suci) yang digunakan untuk menulis firman firman (Firmanat) yaitu semacam surat keputusan raja (royal mandate), in'amat (pemberian bantuan) dan dokumen dokumen kerajaan lainnya. 

Saat itu, khat Humayuni yang pernah digunakan pun bermacam macam. Pernah memakai khat tsuluts, khat naskh dan khat raihany, atau kombinasi dari khat khat tersebut. Baru setelah zaman Sulthan Muhammad Al-Fatih, khat diwani ditetapkan menjadi tulisan resmi kerajaan. (Naji Zainuddin hal. 537-538)

Mengenai sejarah khat diwani ini, Mahmud Ibrahim menulis :

Ketika Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan kerajaan Syah Baidho' At-Turkumani (tahun 1473 M), ia membawa banyak tawanan, termasuk para seniman kaligrafi ke Istambul. Sejak saat itulah khat ta'liq (Farisi) ikut pindah ke Istambul (karena orang orang Turkuman menulis dengan khat ta'liq). Orang orang Ottoman menggunakannya khat ta'liq ini dikantor kantor di kesultanan Usmani. Setelah sekian lama, karakter ta'liq lama lama kian lentur dan berubah menjadi jenis khat baru yang mereka sebut "diwani". Dari khat diwani inilah kemudian tercipta Diwani Jali. (hal.9)


Penemunya 
Diwani Jali, diyakini mulai digunakan sekitar akhir abad ke 10 H. atau abad 17 M. Lalu siapakah penemunya ? Agaknya sulit untuk menetapkan secara tegas siapa penemunya. Ada beberapa pendapat mengenai hal itu.  

Pendapat Pertama : Penemunya adalah Syahlan Basya.
Mengenai Syahlan Basya ini, beberapa catatan yang kami miliki hanya menyebutkan bahwa dia adalah seorang seniman (rijalul fann). Tetapi Dr. Abdul Azis dalam kitab Tarikh memastikan bahwa Ahmad Syahlan Basya ini adalah Kara Ahmad Pasha, seorang Grand Wazir (Perdana Menteri) ke-7 pada zaman Khalifah Sulaiman al-Qanuni. Ia menjabat selama 2 tahun sebagai Grand Wazir sebelum akhirnya dihukum mati oleh Khalifah Sulaiman, disebabkan oleh intrik politik.

Menurut beberapa artikel, Diwani Jali ditemukan secara tidak sengaja. Maksudnya, Syahlan Basya tidak bersengaja meng-create bentuk tulisan yang akan disebut Diwani Jali. Beliau sebetulnya ingin menciptakan kaligrafi baru yang tidak terkait dengan Diwani. Tapi yang dihasilkan justru mirip diwani.  

Pendapat kedua :  Penemunya adalah Ibrahim Munif
Ibrahim Munif adalah penemu khat diwani biasa atau yang biasa disebut diwani riq'ah. Maka sangatlah mungkin, ia jugalah yang mengembangkan diwani biasa menjadi diwani jaly. 
(update : KH Didin Sirajuddin AR, pimpinan pesantren kaligrafi LEMKA dalam salah satu sambutannya mengatakan bahwa iwani Jali ditemukan oleh Ibrahim Munif ) 

Fermanat

Contoh Fermanat 
Pada zaman Sulthan Salim II. Ditulis dengan huruf huruf mirip diwani dan shikasteh yang termasuk salah satu tulisan Persia (khat Farisi) 


Bisa kita buat kesimpulan, khat diwani Jali adalah pengembangan mutakhir dari khat Humayuni (tulisan resmi kerajaan) setelah sebelumnya mengambil bentuk naskhi, rayhani, riq'ah, ta'liq (yang dipelajari dari bangsa Turkuman), kemudian diwani (yang ditemukan oleh Ibrahim Munif) lalu berkembang menjadi diwani jali.

Perkembangan selanjutnya, dilakukan oleh penguasa Usmani Sultan Musthafa III (wafat 1773 M). 

Huruf Huruf Tunggal Khat Diwani 

Berikut ini adalah kaidah penulisan huruf huruf tunggal khat diwani jali. Kaidah huruf huruf ini diringkas dengan sangat baik oleh "ahlinya" yaitu Khattat Adnan Syeikh Usman :

الديواني الجلي
Huruf Huruf Mufrad (Tunggal) Diwani Jali
Alif - Ba' - Jim - Dal-  Ro' - Sin


الديواني الجلي الخط العربي
Huruf Huruf Murfad Diwani Jali
Shad - Nun - Tho' - Fa' - Ain


Huruf Huruf Mufrad Diwani Jali
Lam - Mim - Waw - Ha



Huruf Huruf Mufrad Diwani Jali
Kaaf -  Lam Alif - Ya - Harokat dan Hiasan


Secara lengkap, huruf huruf mufrod diwani jaly adalah sebagai berikut :



Wallahu A'lam

(Khat Diwani Jali - Akar Sejarah, Karakteristik, Kaidah Dan Tokohnya) Artikel ini ditulis oleh Subhan Hidayat, S.Sos.I dengan memperhatikan sumber sember tertera dibawah ini.
  • Buku Tarikh Al-Khat Al Arabi Ibra al Ushur al Muta'aqibah karya Dr. Abdul Aziz Hamid Solih
  • Ta'allam al-Khat ad-Diwani al-Jali bi Duuni Mu'allim jilid 7 karya Mahmud Ibrahim
  • Mausu'ah Turats al Khat karya Hilal Naji Zainuddin

 All artworks are properties of their respective owners If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.<
Khat Diwani Jali - Akar Sejarah, Karakteristik, Kaidah Dan Tokohnya 4.5 5 Subhan Hidayat Kaligrafi Diwani Jali yang luar biasa karya Ismail Haqqi Altunbezer  Artikel berikut ini, asalnya adalah bagian dari materi kuliah tentang ...


No comments:

About Me

My photo
depok, Jawa Barat, Indonesia
Copyright © 2017 Seni Kaligrafi Islam. Powered by Blogger.

Labels

video (60) Gallery (57) Khattat (48) Buku Kaligrafi (39) Download (28) Latihan (15) Gambar pilihan (11) Kaligrafi Islam (11) Tematik (11) Tsuluts (11) artikel (11) Cara (10) Farisi (9) Pena Kaligrafi (9) tutorial (9) Wallpaper (8) Alat Kaligrafi (7) Kaligrafer Mesir (7) news (7) Diwani (6) Kufi (6) Mushaf (6) Diwani Jali (5) KHATTAT MESIR (5) Kaligrafer Turki (5) Khat Riq'ah (5) Naskhi (5) Suggested by object (5) ASMAUL HUSNA (4) Kaligrafi Kontemporer (4) Khat Maghribi (4) Khattat Indonesia (4) Khattat Ottoman (4) Syauqi (4) Banat Su'ad (3) Berkreasi (3) Burdah (3) Hamid Al Amidi (3) Hasyim Muhammad Al-Baghdady (3) KAPUR TULIS (3) Kertas Kaligrafi (3) Khat Farisi (3) Kontemporer/Modern (3) Kufi Murobba' (3) Masyaq (3) Ornamen (3) Ramadhan (3) Sami Afandi (3) Syakal (3) Abbas Akhawain (2) Belajar Kaligrafi (2) Kaligrafer (2) Kaligrafer Iraq (2) Kaligrafer Ottoman (2) Kaligrafer Wanita (2) Khat Kufi Murobba' (2) Khat Moalla (2) Musthafa Khudair (2) Nisan (2) Surah Yasin (2) Tinta (2) Yaqut Al Musta'shimi (2) Zaky Al Hasyimi (2) basmalah (2) hilyah syarifah (2) Abdul Naser Al Mashri (1) Al Ikhlas (1) Allah (1) Ayat Kursi (1) Aydemir (1) Berlatih Kaligrafi (1) Bismillah (1) Doa (1) Gambar Kaligrafi (1) HIASAN MUSHAF (1) Hagia Sophia (1) Hamdalah (1) Hari Raya (1) Hasan Celebi (1) Hassan Massoudy (1) Hiasan (1) Ibnu Bawwab (1) Ismail Zuhdi (1) Jawad Sabti (1) KHAT DIWANI JALI (1) KHUDAIR BUR SAIDI (1) Kaligrafer Iran (1) Kaligrafer Jepang (1) Kaligrafer Jordan (1) Kaligrafer Palestina (1) Kaligrafer Yaman (1) Kaligrafi Hias (1) Kaligrafi Online (1) Kaligrafi Tematik (1) Karya (1) Kertas Muqohar (1) Khat Diwani (1) Khat Naskhi (1) Khat Niho Arabi (1) Khat Shikasteh (1) Khat Tsuluts (1) Khattat China (1) Khattat Libanon (1) Khattat Saudi (1) Khattat Turki (1) Khudair (1) Lomba Kaligrafi (1) Macan Ali (1) Man Shabara (1) Marbling (EBRU) (1) Masjid (1) Muhammad Nadzif (1) Muhammad Sa'ad Al Haddad (1) Muhaqqaq (1) Mustafa Halim (1) Omid Rabbani (1) QALAM (1) REVIEW (1) Sami (1) Tanda Tangan (Tauqi') (1) Tughra (1) frame (1) jalal amin (1) kal (1) kerajinan (1) riq'ah (1) riqa (1) software (1)