Najib Hawaweni
Najib Hawaweni, Kaligrafer besar Mesir kelahiran Suriah.
Nama Najib Hawaweni, cukup terkenal dikalangan pecinta kaligrafi di Indonesia. Kali ini Blog Seni Kaligrafi Islam akan mengajak pembaca mengenal sedikit biografi dan karya karyanya. Beliau ini adalah seorang pekerja keras, sehingga riwayat hidupnya bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi kita. Bukan cuma sebagai kaligrafer. Beliau juga pengacara, penyair, penerjemah dan menguasai beberapa bahasa.
Najib Ahmad Hawaweni lahir di Damaskus pada 1295 H - 1878 M. Dia bermigrasi ke Mesir pada awal masa mudanya.
Pendidikan Dasar dia selesaikan di Damaskus, kemudian melanjutkan sekolah ke Kairo. Selanjutnya ia mendaftar di Sekolah Hukum di Universitas Mesir, hingga memperoleh ijazahnya. Selain sebagai kaligrafer, ia dikenal sebagai seorang intelektual. Ia menguasai beberapa bahasa antara lain Bahasa Turki dan Bahasa Perancis selain kemampuannya dalam bahasa Arab.
Guruku Adalah Sampah
Najib ingin sekali belajar kaligrafi dari Yusuf Rasa. Karena Yusuf Rasa selain menangani proyek, ia juga menerima murid dirumahnya. Tetapi ternyata Rasa tidak berkenan menerima Najib sebagai muridnya. Ia juga tidak memperkenankannya untuk mengunjungi rumahnya. Hal ini karena sebenarnya Rasa hanya bertugas sementara di Damaskus. Sehingga ia hanya menerima murid secara terbatas.
Penolakan dari Yusuf Rasa ini tidak mematahkan semangat Najib untuk belajar kaligrafi. Setiap hari ia pergi kerumah Yusuf Rasa untuk mengorek ngorek tempat sampahnya. Yang dia cari ditempat sampah itu adalah kertas bekas latihan. Bila beruntung, ia akan menemukan bekas latihan Yusuf Rasa. Tapi kebanyakan ia menemukan bekas latihan murid muridnya yang sudah dikoreksi oleh Rasa. Lembaran lembaran sampah itu ia bawa pulang kemudian ditirunya secara otodidak. Kebanyakan berisi tulisan Tsuluts Jali.
Karena itu, setiap kali Najib ditanya, siapa guru kaligrafinya, ia akan menjawab :
"guruku adalah sampah" (ustaadzi zabbalah).
Karirnya Cemerlang
Najib juga bekerja sebagai guru di Sekolah Kaligrafi Kerajaan yang didirikan oleh Raja Fuad pada awal 1920-an, disamping profesinya sebagai pengacara. hanya saja profesinya sebagai pengacara hanya sebentar, karena orang lebih mengenalnya sebagai kaligrafer.
Disamping itu ia juga dikenal sebagai penyair yang telah menulis beberapa karya syair. Juga sebagai penterjemah buku buku ilmu hukum dari bahasa Turki ke Bahasa Arab.
Najib Hawaweni adalah seorang master dalam kaligrafi Arab. Ia menguasai semua cabang kaligrafi. Dia telah menghasilkan beberapa karya kaligrafi dalam bidang tsuluts, naskh, riq'ah, dan farisi. Pemerintah Mesir juga mendorongnya untuk terus berkarya dan merancang kaligrafi untuk stempel pemerintah.
Karirnya melesat tinggi dan Najib hidup berkecukupan.
Karirnya melesat tinggi dan Najib hidup berkecukupan.
Hidup Miskin
Najib hidup berkecukupan berkat karirnya yang cemerlang. Ia memiliki dua buah bangunan. Setelah itu ia menikahi seorang wanita dan memiliki anak perempuan.
Namun kemudian sang istri meninggalkannya dan membawa serta anak perempuannya. Hal itu rupanya sangat berpengaruh pada kehidupannya. Ia menjadi patah semangat. Pelan pelan hartanya habis. Kedua bangunanya dijual. Ironisnya, ia tinggal di salah satu kamar dari bangunannya sendiri dengan menyewa kepada orang lain.
Dalam kondisi yang demikian terpuruk, ia masih mau menerima murid untuk belajar kaligrafi. Ia meletakkan mangkok untuk menerima bayaran sebagai imbalan dari tulisannya. Tetapi, apabila ada pengemis masuk, ia mempersilahkan pengemis itu untuk mengambil semua isi mangkoknya. Kata Najib : 'bagianmu ada didalam mangkok itu". Akhirnya Najib menghabiskan sisa harinya tanpa makanan.
Najib Hawaweni meninggal dunia di Kairo tahun 1377 H (1958 M).
Najib Hawaweni meninggal dunia di Kairo tahun 1377 H (1958 M).
Jasa Dan Peninggalannya Dalam Bidang Kaligrafi
Najib Hawaweni mengarang beberapa buku termasuk buku seri belajar kaligrafinya : As Salasil Adz Dzahabiyah. Uniknya, buku ini mendapat pengakuan dari Pemerintah Turki dan ditetapkan sebagai buku pegangan untuk diajarkan disekolah sekolah dasar Turki.
Dia juga menulis buku kaidah belajar Khat Farisi. Juga menulis buku berjudul Risalah fit Tazwir al-Khatti.
Beliau memiliki murid yang kelak menjadi salah satu nama kaligrafer besar Mesir yaitu Kamil al Baba.
Berikut ini adalah beberapa karya yang pernah ditulisnya :
Ini adalah petikan syair dalam khat tsuluts
maa wahaballahu limriin hibatan
afdhalu min aqlihi wa min adabih
huma kamaalul fataa fa in fuqidaa
fainna faqdal hayati bihi ajmalu bih
(Allah tidak memberikan anugrah yang lebih utama
daripada akal dan adab (etika) nya
Keduanya adalah kesempurnaan bagi seorang pemuda
Jika keduanya hilang...
Sesungguhnya kehilangan nyawa lebih baik baginya)
Karya tersebut merupakan bagian dari kitab salasil dzahabiyah karya Najib.
Dibagian bawahnya tertulis surat keputusan kementrian Turki tentang penggunaan buku Salasil Dzahabiyah sebagai salah satu pegangan pengajaran kaligrafi di sekolah sekolah dasar di Turki.
"An-Natiqun bid-Dhaad"
Ditulis dengan khat Farisi. Perhatikan sesuatu yang tidak biasa dari karya ini. khat Farisi pakemnya ditulis tanpa harakat. Tetapi Najib memberinya harokat. Bisa jadi beliau yang pertama memberi harokat pada khat Farisi.
Artikel tentang Najib Hawaweni ini ditulis dengan memperhatikan sumber sember tertera dibawah ini.
All artworks are properties of their respective owners If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.