Kaligrafer Suriah bernama Muhammad Mahir Hadiri menolak uang tunai sebesar 2 juta dollar Amerika, untuk sebuah mushaf Al Quran yang ia tulis diatas kain. Mahir menolak untuk menyebutkan nama orang kaya yang berminat pada karyanya itu. Namun ada dugaan bahwa orang itu adalah Presiden Suriah Basyar Al-Assad.
Mahir Hadiri, seorang kaligrafer dan ahli bordir, telah meghabiskan waktu selama 8 tahun untuk menyulam sebuah mushaf Al Quran dengan secara manual menggunakan alat bordir biasa yang digerakkan oleh jari jarinya sendiri tanpa bantuan alat alat modern dan komputer. Ayat al Quran itu ia sulam dengan benang emas diatas kain berukuran panjang 80 cm dan lebar 60 cm.
Kemudian bagian pinggirnya ia hiasi dengan hiasan hiasan bordir dengan benang emas. . Pekerjaan itu menghabiskan waktu selama 4 tahun. Jadi, total waktu untuk mengerjakan mushaf ini adalah 12 tahun, termasuk proses pemeriksaan dan tashihnya. Ide menulis mushaf bordir ini dimulai tahun 2000.
Model mushaf yang ditulisnya adalah mushaf tahfidz model pojok, yang diawali dengan sebuah ayat dan diakhiri dengan sebuah ayat. Jenis khat yang ditiru adalah khat naskhi gaya Usman Toha. Mushaf itu ia bagi menjadi 12 jilid. Masing masing jilid berisi 2 juz setengah, dan memiliki berat sampai 15 kg perjilid. Total seluruh jilidnya mencapai berat 200 kg.
Mushaf ini ditulis diatas kain yang telah dilapisi karton khusus anti jamur yang sanggup menyerap kelembaban dan membunuh bakteri.
Mushaf inipun telah dilakukan tashih untuk memastikan keakuratan penulisannya. Diantara para ulama yang telah mentashihnya adalah Syekh Musthofa Al Jailani dan Syekh Ahmad Unais.
Muhammad Mahir Hadiri mengklaim bahwa mushaf karyanya ini adalah yang pertama dan satu satunya didunia. Ia menolak untuk menjual mushafnya. Karena tujuannya berkarya bukan untuk mencari keuntungan dunia.
Ia siap memberikannya secara cuma cuma kepada siapa saja yang dapat menghargai karyanya dan sanggup memeliharanya. Ia berkata : Saya berharap ada orang yang percaya pada karyaku dan menghargai seniku untuk bergegas mengambilnya dan meletakkannya di musium untuk dijaga dan dibuka kepada siapa saja yang ingin melihatnya.
Mushafnya ini telah dipamerkan disebuah eksibisi internasional untuk kaligrafi di Istambul Turki.
Saat ini Mahir Hadiri mengungsi dan tinggal di Turki, akibat gejolak politik yang menimpa negaranya. Di Turki ia berprofesi sebagai penjahit dan tukang sulam. Ia telah banyak membuat hiasan untuk beberapa mushaf dan buku buku agama.
Sumber berita dan gambar :