Karya Ibnu Syaikh Hamdullah Al-Amasi yang saat ini tersimpan di Sakip Sabanci Museum Istambul Turki "Tawakkal alaihi kafaahu" dan beberapa kata kata nasihat dalam kaligrafi naskh. |
Kali ini Kaligrafi Islam akan mengajak para pembaca untuk mengenal kaligrafer Turki terbesar sepanjang sejarah, yaitu Syeikh Hamdullah Al-Amasi. Julukan sebagai kaligrafer terbesar tidaklah berlebihan, mengingat gaya menulisnya yang masih diikuti oleh para kaligrafer sampai sekarang. Disamping itu ia juga sangat produktif dalam menghasilkan karya karya. Mungkin jumlah karyanya tidak tertandingi oleh siapapun sampai hari ini. Bayangkan, ia telah menulis 47 salinan Al-Qur'an dan ribuan karya lain. Padahal kaligrafer masa kini, rata rata pernah menulis 3 salinan Al-Qur'an selama hidupnya.
Riwayat Hidup Syekh Hamdullah Al-Amasi
Syeikh Hamdullah Bin Syeikh Musthofa Dadah Al Amasi lahir di Amasiya (tempat lahir Yaqut al-Musta'shimi) tahun 833 H/1429 M. Beliau adalah salah seorang kaligrafer kuno Turki Usmani yang dianggap sebagai guru pertama (al-mu'allim al-awwal) bagi para kaligrafer Turki saat ini dan merupakan pendiri kaligrafi modern. Panggilannya adalah Ibnu Syeikh karena ia adalah anak dari seorang syeikh thariqah Syuhrowardiyah.
Ia belajar kaligrafi kepada al Ustadz Khairuddin Mar'asi, seorang pengikut Yaqut Al Mustashimi hingga ia menguasai 6 jenis kaligrafi (al-aqlaam as-sittah). Maka gaya menulis Hamdullah pun mengikuti banyak mengikuti gaya Yaqut. Selanjutnya Hamdullah mengembangkan gayanya sendiri yang kemudian banyak diikuti oleh para kaligrafer belakangan terutama kaligrafer kaligrafer Turki. Oleh sebab inilah Syeikh Hamdullah Al Amasi mendapat gelar qiblatul kuttab (kiblat para penulis kaligrafi).
Kemahirannya dalam bidang kaligrafi sangat di hargai oleh para Sultan Kerajaan Usmani, terutama Sulthan Bayazid II. Bayazid bin Sulthan Muhammad Al Fatih saat masih menjabat sebagai penguasa (wali) kota Amasiya, telah berguru kepada Syeikh Hamdullah. Kemudian setelah sang ayah mangkat, ia menduduki tahta di Istambul tahun 866 h (1481). Ia membawa Syeikh Hamdullah Al-Amasi ke istana untuk menjadi pengajar kaligrafi istana. Disinilah Bayazid II benar benar menikmati karya karya sang guru. Diceritakan, Bayazid II bersedia memegangi wadah tinta Syeikh Hamdullah Al-Amasi selama sang guru menulis.
Selain itu, pihak istana juga memberi kesempatan seluas luasnya kepada Hamdullah untuk berkreasi, dan berkarya. Pihak Istana juga memberi kemudahan dan kesempatan kepadanya untuk mengkaji dan mendalami gaya Yaqut Al Mustashimi melalui karya karya peninggalannya yang tersimpan di istana.
Setelah Sulthan Bayazid II wafat, Syeikh Hamdullah Al-Amasi mengundurkan diri dari istana karena usianya yang sudah tua. Sulthan Sulaiman Khan memintanya untuk menulis sebuah salinan Al-Qur'an untuknya tetapi Syeikh Hamdullah menolak dengan alasan sudah tua.
Syekh Hamdullah Amasi wafat tahun 926 H dalam usia 83 tahun dan dimakamkan di kompleks pekuburan Karacha Ahmet Uskudar di Istambul.
Peninggalannya Syeikh Hamdullah Al-Amasi.
Syeikh Hamdullah Al-Amasi adalah kaligrafer yang sangat produktif. Karya karyanya sangat banyak mencapai ribuan naskah. Ia telah menulis 47 mushaf Al Quran dalam berbagai ukuran (ini adalah jumlah yang sangat luar biasa banyak), belum termasuk penulisan juz juz dan surat surat tertentu yang jumlahnya mencapai 1000 naskah. Ia juga menulis beberapa naskah doa termasuk kitab masyariqul anwar. Beberapa salinan Al-Qur'an yang pernah ia tulis, saat ini disimpan di Museum Istana Topkapi Istambul Turki.
Beliau juga menulis juz amma di mihrab, kubah dan pintu tengah Masjid Sulthan Bayazid. Beliau juga memiki sejumlah karya dalam tsuluts jaly di masjid Fairuz Agha, masjid Dawud Basya di Istambul. Tsuluts jaly karyanya adalah merupakan karya rintisan sebelum berkembang menjadi tsuluts jaly yang kita kenal sekarang.
Murid muridnya sangat banyak. Tetapi yang paling menonjol adalah anaknya sendiri Mustofa Dadah (ia sengaja menamai anaknya dengan nama bapaknya), dan besannya Syukrullah Khalifah. Kemudian ilmu kaligrafinya diwarisi oleh cucu cucunya. Jadilah keluarga Hamdulah al Amasi sebagai keluarga para kaligrafer terbesar yang pernah dilahirkan sejarah.
Sumber sumber bacaan terkait Syeikh Hamdullah Al-Amasi :
1. Buku Kaligrafi Islam karya Ali Akbar