Cari Artikel

Kaligrafi Diwani, Asal Usul dan Sejarah Perkembangannya

 


Kaligari Diwani adalah kaligrafi yang datang belakangan pada masa kekuasaan Turki Usmani. Disebut diwani karena mulanya tulisan ini digunakan untuk urusan perkantoran (diwan diwan). Juga disebut Kaligrafi Hamayuni (meliputi diwani, diwani jaly dan tughra) yang secara literal artinya dokumen yang ditulis tangan langsung oleh Sultan. Tulisan diwani digunakan untuk menulis dokumen dokumen diplomtik kesultanan, pemberian izin, dan lain lain. 


Gambar : Hatt-i Humayun tulian Sultan Abdul Majid berisi perintah perbaikan masjid (klik untuk memperbesar). Sumber : wikipedia  


Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa kaligrafi diwani adalah merupakan turunan (modifikasi) dari kaligrafi ta'liq (farisi). Dokumen humayun dibawah ini memperlihatkan adanya gaya Farisi tersebut. 

Gambar : Naskah Humayun milik Sultan Ahmad III

Penggunaan Diwani sebagai tulisan resmi kerajaan, dimulai setelah Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada tahun 857. Kaligrafer Ibrahim Munif adalah orang pertama yang menyusun kaidah kaidahnya. Kaligrafi diwani sempat menjadi "rahasia kerajaan", yang hanya diketahui oleh Sultan dan juru tulisnya. 

Selanjutnya tulisan Diwani disempurnakan oleh Menteri Ahmad Syahlan Basya, dan beliau adalah orang yang berjasa mempopulerkannya. Selanjutnya, kaligrafi diwani mulai membentuk aliran tersendiri, melalui tangan Muhammad Izzat At-Turki seorang guru kaligrafi di kantor kesultanan. Melalui tangan beliau inilah, kemudian diwani menemukan gaya dan cara penulisannya yang unik. 

Selanjutnya, kaligrafi diwani berkembang keberbagai wilayah Turki Usmani. Di Mesir, ia dikembangkan oleh Mahmud Syukri Basya Al-Mishri, kepala dewan kerajaan Usmani di Mesir. Mahmud Syukri memiliki seorang murid yang kelak akan membawa kaligrafi diwani ke puncak keindahannya. Dia adalah Musthafa Gazlan Bik, yang berhasil menciptakan cara baru dalam tulisan diwany, yang berbeda dengan cara yang dikembangkan Musthafa Izzat.  

Cara baru yang dikembangkan Gazlan Bik, bahkan hampir hampir membuat kaligrafi ini disebut "kaligrafi Ghazlany". Dengan demikian, ada dua aliran yang berbeda dalam kaligrafi diwany :  
  1. Aliran Muhammad Izzat, yang kemudian dikenal dengan aliran Usmany, dengan ciri ciri tulisan lebih rapat, ukuran huruf kecil kecil mirip tulisan riqáh, dan sangat patuh pada garis.
  2. Aliran Ghazlan Bik, yang kemudian dikenal dengan aliran Mesir, dengan ciri ciri tulisan lebih renggang dan bebas, serta tidak selalu mengikuti garis.
  3. Selanjutnya muncul Hasyim Muhammad Al-Baghdadi yang mencoba menggabungkan kedua gaya tersebut, yang selanjutnya dikenal dengan aliran Irak.
Lebih lanjut mengenai perbedaan aliran ini akan kami lanjutkan pada artikel yang akan datang. 

Berikut ini beberapa tokoh kaligrafer yang memiliki banyak karya indah kaligrafi diwany :

Diwani Jaly

Dari segi bentuknya, diwani dibagi menjadi 2 :
  1. Diwani biasa atau diwani riq'ah yang ditulis tanpa syakal dan tanpa hiasan
  2. Diwani Jaly yang ditulis "penuh" dengan hiasan 
Diwani jaly adalah hasil penemuan tidk sengaja sebagaimana yang telah kami jelaskan pada artikel kami :


Berikut ini beberapa dokumen kaligrafi diwany dan diwani jaly :




Karya karya diatas adalah tulisan Muhammad Izzat (aliran Usmani)






Dua karya ini milik Gazlan Bik yang merupakan kaligrafi diwany aliran Mesir. Bandingkan perbedaannya dengan Muhammad Izzat. 


Karya Muhammad Ahmad Abdul 'Aal  (penerus Gazlan Bik)

Karya Hasyim Muhammad Al-Baghdadi (aliran Irak)

Manakah yang paling indah ? silahkan dinilai masing masing. tetapi secara pribadi saya lebih menyukai karya gaya tulisan Muhammad Izzat.


Dua karya Diwani Jaly. Yang atas adalah karya Yusuf Zunun, yang bawah adalah karya Hasyim Muhammad


Terima Kasih, Mudah mudahan bermanfaat. Kaligrafi Diwani @2015
Kaligrafi Diwani, Asal Usul dan Sejarah Perkembangannya 4.5 5 Subhan Hidayat Kaligrafi Diwani, diwani jali, الديواني Kaligari Diwani adalah kaligrafi yang datang belakangan pada masa kekuasaan Turki Usmani. Disebut diwani karena mulanya tulisan ini dig...


Arsip Blog

Sampah Digital. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Label

video Gallery Khattat Buku Kaligrafi Download Latihan Gambar pilihan Kaligrafi Islam Tematik Tsuluts Cara Pena Kaligrafi artikel Farisi tutorial Wallpaper Alat Kaligrafi Kaligrafer Mesir news Diwani KHATTAT MESIR Kaligrafer Ottoman Kufi Mushaf Ornamen Syauqi ASMAUL HUSNA Diwani Jali Kaligrafer Turki Khat Farisi Khat Riq'ah Naskhi Suggested by object Kaligrafi Kontemporer Khat Maghribi Khattat Indonesia Khattat Ottoman Masyaq Banat Su'ad Berkreasi Burdah Hamid Al Amidi Hasyim Muhammad Al-Baghdady KAPUR TULIS Kaligrafer Iran Kaligrafer Wanita Kertas Kaligrafi Kontemporer/Modern Kufi Murobba' Ramadhan Sami Afandi Syakal basmalah Abbas Akhawain Allah Belajar Kaligrafi Ismail Zuhdi KHAT DIWANI JALI Kaligrafer Kaligrafer Iraq Khat Diwani Khat Kufi Murobba' Khat Moalla Mahmud Ibrahim Salamah Masjid Mukhtar Alam Musthafa Khudair Nisan Surah Yasin Tinta Yaqut Al Musta'shimi Zaky Al Hasyimi hilyah syarifah jalal amin Abdul Naser Al Mashri Al Hamidiyah Al Ikhlas Ayat Kursi Aydemir Berlatih Kaligrafi Bismillah Buku Majmu'ah Hadisah Dalail Dawat Doa Fahmi Afandi Gambar Kaligrafi HIASAN MUSHAF Hagia Sophia Hamdalah Hari Raya Hasan Celebi Hassan Massoudy Hiasan Ibnu Bawwab Jawad Sabti KHUDAIR BUR SAIDI Kaligrafer Jepang Kaligrafer Jordan Kaligrafer Palestina Kaligrafer Yaman Kaligrafi Hias Kaligrafi Kreatif Kaligrafi Online Kaligrafi Tematik Karya Kertas Muqohar Khat Naskhi Khat Niho Arabi Khat Shikasteh Khat Tsuluts Khattat China Khattat Libanon Khattat Saudi Khattat Turki Khudair Kumpulan Lomba Kaligrafi Macan Ali Man Shabara Marbling (EBRU) Membuat Karya Muhammad Nadzif Muhammad Sa'ad Al Haddad Muhaqqaq Musanna Al Ubaidy Mustafa Halim Mustafa Râkım Efendi Omid Rabbani Raqim Rasim Efendi Ruqyah Sami Tanda Tangan (Tauqi') Tughra frame kal kerajinan riq'ah riqa software